Minggu, 13 Juni 2010

Pendidikan Agama Islam

DRAFT
Pemilihan dan pengembangan media dan sumber belajar

SK/KD HAKIKAT MATERI SUMBER/BAHAN AJAR
A. membiasakan berperilaku terpuji
· menjelaskan pengertian taubat dan raja’
· menapilkan contoh-contoh perilaku taubat dan raja’
membiasakan perilaku bertaubat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari A. menjelaskan pengertian taubat dan raja’
§ pengertian taubat dan raja’
§ syarat-syarat taubat dan raja’
§ faktor-faktor taubat dan raja’
§ tingkatan taubat
B. menampilkan contoh-contoh perilaku taubat dan raja’
§ contoh-contoh do’a taubat
§ contoh-contoh perilaku taubat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari
§ contoh-contoh bentuk sifat raja’
C. membiasakan perilaku bertaubat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari
§ membiasakan diri berperilaku terpuji untuk mendapatkan ridho Allah
§ membangun sikap taubat dan raja’ dalam kehidupan
sehari-hari § buku ajar pendidikan agama islam kelas XI
§ LKS kelas XI
§ http://f1x3d.blogspot.com/2008/09/taubat-dan-raja.html
http://kaunee.com/index.php?option=com_content&view=article&id=771:dahsyatnya-tobat-42-kisah-orang-yang-bertobat-&catid=97:resensi-buku&Itemid=134



KISAH TELADAN


ORANG YANG MEMILIKI SIFAT SHIDDIQ

Saat berada di dalam masjid. Syaikh Ibrahim Al Khawwas bertemu dengan pemuda yang sangat tampan. pemuda itu berpakaian sangat indah dan bau harumnya semerbak menusuk hidung.
Pemuda itu memasuki masjid dengan sikapnya yang sangat hormat. mencerminkan budi pekertinya yang sangat halus dan sopan.
“Pemuda tampan itu seorang yahudi,” kata Syaikh Ibrahim kepada sahabatnya seraya pandangannya diarahkan pada pemuda itu. secara reflek sahabat Ibrahim itu juga menoleh.
Mendengar ucapan Syaikh Ibrahim, para sahabatnya menunjukkan sikap kurang setuju denagn apa yang diuccapkan Syaikh Ibrahim itu terhadap seorang jama’ah masjid.
Rupanya pemuda itu mendengar pembicaraan mereka. setelah Syaikh Ibrahim pulang usai ssholat, pemuda itu mendekati sahabat-sahabatnya.
“apa kata Syaikh Ibrahim tentang diriku?” tanya pemuda itu
Mendengar pertanyaan pemuda itu, para sahabat Syaikh Ibrahim dan jama’ah lainnya enggan menjawab, mereka memilih diam.
“tak perlu takut, aku hanya ingin tahu apa yang diucapkan Syaikh Ibrahim tadi? desak pemuda itu
Akhirnya salah seorang diantara jama’ah mengatakan terus terang.
“apa yang dikatakan \syaikh Ibrahim tadi benar, bahwa kau seorang yahudi?”
Tiba-tiba pemuda itu keluar tanpa menjawab pertanyaan jama’ah tadi, pemuda itu menyusul Syaih Ibrahim yang tengfah berjalan menuju rumahnya. dengan tangan Syaikh Ibrahim, pemuda itu menyatakan dirinya masuk Islam.
Tentu saja Syaikh Ibrahim menjadi heran dengan sikap anak muda itu, yang tiba-tiba menyatakan keinginannya masuk Islam
“apa yang mendorongmu sehingga secara mendadak kau ingin masuk agama Islam?” tannya Syaikh Ibrahim.
Kemudia pemuda itu menceritakan tentang isi kitab yang dimilikinya.
Dalam kitab itu dikatakan, firasat seorang yang memiliki sifat shiddiq tidak pernah meleset, saya menguji kaum muslim dengan menyamar sebagai jama’ah masjid. orang shiddiq (yang bisa dipercayaomongannya) pasti berada dikelompok orang muslim. ternyata dugaanku memang benar, Syaikh Ibrahim bisa mengenaliku secara tepat. berarti anda adalah orang yang shiddiq, karena itulah aku masuk Islam “.


Nasihat Rasulullah SAW

Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslil dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “wahai Sahabatku, tahukah kamu, siapa orang muflis dari uumatku?” para sahabat menjawab “orang yang muflis ialah orang yang usahanya bangkrut, sehingga tidak punya apa-apa lagi.”
Rasulullah bersabda, “sesungguhnya orang muflis itu adalah yang datang pada hari kiamat kelak, lengkap dengan sholat, puasa, dan zakatnya. tetapi ia juga telah banyak berbuat zalim (aniaya), ia telah memaki si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D, dan memukul si E. maka apabila habis pahala ibadah dan amal sholehnya itu, pahalanya diserahkan pada orang-orang yang telah dizaliminya, yaitu si A, si B, si C, si D, dan si E. maka apabila habis pahala ibadah dan amal sholehnya dan belum selesai tanggungannya, lalu dosa-dosa yang telah ia zalimi itu, akan dibebankan pada dirinya, sehingga ia akan dicampakkan kedalam neraka jahannam.”


TAUBAT DAN RAJA’



A. Taubat
1. Pengertian
Kata taubat berasal dari bahasa Arab at-taubah, yang kata kerjanya adalah taaba – yatuubu yang berarti ruju’ kembali. Menurut istilah yang dikemukakan ulama, pengertian taubat adalah:
Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah.
Membersihkan hati dari segala dosa.
Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah dilakukan karena mengagungkan nama Allah SWT dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya.
Hukum bertaubat adalah wajib bagi setiap Muslim atau Muslimat yang sudah mukalaf (baligh dan berakal). Allah SWT berfirman dalam surat at-tahrim 66:8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai” (At-Tahrim:8).
2. Syarat-syarat taubat
Taubat dianggap dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka syarat-syarat taubat ada 4 macam, yaitu:
1) Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam).
2) Meninggalkan perbuatan maksiat itu.
3) Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan maksiat itu.
4) Mengikutinya dengan perbuatan baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan. (lihat Q.S. Hud, 11 : 114)
Namun, apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat taubatnya selain yang empat macam tersebut ditambah dengan dua syarat, yaitu:
1) Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi (dianiaya) atau dirugikan.
2) Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaannya.

3. Tingkatan taubat
Abul Qosim Al-Qusyairi, beliau menyebutkan tiga macam tingkatan taubat, yang pertama adalah kata at-taubat itu sendiri yang menjadi sifatnya orang-orang mu’min, kedua adalah al-inabah yang menjadi sifatnya para auliya’ dan muqorrobin, kemudian yang ketiga adalah al-aubah yang menjadi sifatnya para Nabi dan Rasul.

a. At-taubah
Yaitu sebagai sifatnya orang-orang mu’min adalah taubatnya orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, kemudian mereka merasa sakit karena perbuatan dosa tersebut, baik dengan merasakan kesusahan dalam hatinya maupun terkena musibah karena perbuatan dosa-dosanya, kemudian dia menyesal dan menyadari kesalahanya, lalu minta ampun kepada Allah SWT. Ini adalah tingkatan taubat yang paling rendah.

b. Al-inabah
sebagai sifatnya para kekasih Allah dan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, adalah taubat yang dilakukan bukan karena menyesal melakukan dosa tetapi karena lalai dalam beribadah kepada Allah SWT. Karena mereka para auliya’ dan muqorrobin tersebut adalah orang-orang yang telah mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan dosa. Taubat tingkatan ini adalah seperti taubatnya Umar bin Khotthob ketika terlambat melakukan sholat ashar berjama’ah dengan mensedekahkan kebun miliknya, atau seperti taubatnya Ali Bin Abi Tholib karena terganggu sholatnya oleh burung yang bermain di dekat tempat sujudnya.

c. Al-aubah
sebagai sifatnya para Nabi adalah taubat yang dilakukan bukan karena dosa dan kelalaian dalam beribadah tetapi karena melihat keadaan masyarakat dan kaumnya. Karena para Nabi tidak pernah melakukan dosa dan juga tidak pernah lalai beribadah kepada Allah. Mereka bertaubat karena merasa prihatin dan sakit atas kemaksiatan dan penyimpangan yang dilakukan kaumnya.

4. Hikmah taubat
a. Mengembalikan cahaya keimanan
b. Mendapatkan rahmat dari Allah SWT
c. Bebas dari kesalahan
d. Mendapat ampunan dari Allah
e. Lapang dari kesempitan dan murah rizqi
f. Sumber kekuatan
g. Membersihkan jiwa
h. Terhindar dari azab Allah SWT
i. Meningkatkan iman
5. Istighfar
Perlu pula diketahui dan disadari oleh setiap orang yang telah berbuat dosa, bahwa seseorang yang membaca istighfar (mohon ampunan dosa kepada Allah), tetapi terus menerus berbuat dosa, ia akan dianggap telah mengolok-olok Tuhannya. Demikian juga seseorang yang berbuat dosa, dan baru bertaubat ketika “sakaratul maut” (nyawanya sudah ada ditenggorokan) maka taubatnya tidak akan diterima Allah. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya:
“orang yang memohon ampunan kepada Allah (membaca istighfar), tetapi ia terus menerus berbuat dosa, maka ia dianggap memperolok-olok Tuhannya.” (H.R. Al-baihaqi)
Juga dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah SAW bersabda, Yang Artinya:
“sesungguhnya Allah yang Mahamulia dan maha agung akan menerima taubat seorang hamba. Selama ia belum mengalami sakaratul maut (nyawa sudah ditenggorokan).” (H.R. Tirmidzi)
Sedangkan istighfar sendiri adalah permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan. Istighfar merupakan permohonan ampunan dari manusia sebagai hamba yang memiliki sifat ketergantungan kepada Allah SWT. Istighfar merupakan ampunan manusia sebagai hamba yang tidak lepas dari dosa dan kesalahan. Permohonan ampunan ini tumbuh dari hati nuraninya untuk mencapai hubungan yang bersih dan murni dengan Allah SWT dan karena ketakutannya akan ditimpa cobaan atau nasib buruk jika Allah SWT tidak mengampuninya.
Ø Saat-saat kita dianjurkan untuk beristighfar
a. Ketika sedang memperoleh kemenangan atau keberhasilan meraih sesuatu yang menggembirakan hati.
b. Ketika sedang ditimpa musibah.
c. Saat menghadapi problema.
d. Ketika ditimpa ketidakcukupan hidup.
e. Ketika sedang dilanda ketakutan, was-was dan gelisah.
f. Ketika menyadari dirinya telah terjerumus pada perbuatan dosa.
g. Sewaktu menghadapi musuh, kebencian orang dan dahaya.
Ø Keutamaan istighfar
a. Memperoleh kenikmatan hidup secara terus menerus (Q.S. Hud:3)
b. Dibebaskan dari perasaan tertekan atau kedudukan (HR. Abu Daud)
c. Membukakan jalan keluar atas kesulitan (QS. Ath Thalaq:2)
d. Memudahkan datangnya rezeki (QS. Ath Thalaq:3)
e. Mendatangkan keselamatan (QS. Al Anfal:33)
f. Mendatangkan ketentraman hati (QS. Al A’raf:201)
g. Memperoleh ampunan (QS. Ali Imron:135-136)
h. Menumbuhkan sifat-sifat utama (QS. Al Mudatsir:7)
i. Dicintai Allah (QS> al Baqoroh:222)
j. Mendapat rahmat Allah (QS. An Naml:46)
k. Mendapat hidayah allah (QS. As Syura:13)
l. Keburukan atau dosa masa lalu diganti dengan kebaikan (QS. Al Furqon:70)
m. Diberi kemakmuran dan kekuatan (QS> Nuh:10-12)
n. Meredam murka Allah (HR. Al Hfidz)

6. Bahaya dosa
Perbuatan dosa yang dilakukan seseorang dapat membawa akibat buruk bagi pelakunya. Berikut ini beberapa kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan dosa, yaitu:
a. Membuat hidup pelakunya tidak tenang karena senantiasa dihantui atau dikejar-kejar oleh perasaan bersalah.
b. Membuat rusak lingkungan hidup dan penderitaan bagi yang lain, misalnya dosa pembunuhan atau fitnah.
c. Membuat hati menjadi keras sehingga sulit menerima kebenaran dan nasehat. Dosa yang dilakukan seseorang akan berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan seseorang.
d. Menjauhkan dari pertolongan Allah SWT, karena Allah SWT hanya akan menolong hamba-hambanya yang taat.
e. Membuat hidup tidak berkah dan tidak bermanfaat.
7. Faktor-faktor yang menyebabkan seseoran berdosa
8. Amalan penghapus dosa
Banyak sekali amalan-amalan yang bisa melebur dosa. Disamping kita banyak membaca istighfar, kita sudah seharusnya melakukan kebaikan-kebaikan yang bisa melebur dosa kita. Amalan-amalan tersebut di antaranya:
a. puasa ramadhan
b. sholat tarawih
c. tasbih, tahmid, dan takbir ba’da sholat
d. bersujud dalam sholat
e. menziarahi dan mendo’akan orang tua
f. berwudlu
g. bersedekah
h. sholat fardlu dan sholat jum’at
i. bersabar falam penderitaan
didalam melakukan taubat tidak diperlukan upacara-upacara khusus, seperti yang ada pada adat jawa, dimana dikenal dengan istilah ruwatan menghilangkan sengkala, dimana upacaranya sangat bervariasi, ada yang dimandikan dengan air do’a yang dicampuri dengan bunga, ada yang cukup dipercikkan do’a disekujur tubuhnya dan ada pula yang berdo’a bersama-sama disuatu tempat yang dianggap sakral.
Islam tidak mengenal upacara-upacara seperti itu untuk membersihkan diri dari dosa, islam hanya memberikan solusi yang sederhana, mudah, dan bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun butuh niat yang sungguh-sungguh dan dengan kesadaran penuh, yaitu bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada orang lain.
9. Contoh do’a taubat
Ÿw$s% $uZ­/u‘ !$oY÷Hs>sß $uZ|¡àÿRr& bÎ)ur óO©9 öÏÿøós? $uZs9 $oYôJymös?ur ¨ûsðqä3uZs9 z`ÏB z`ƒÎŽÅ£»y‚ø9$# ÇËÌÈ
23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
$oY­/u‘ öÏÿøî$# ’Í< £“t$Î!ºuqÏ9ur tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur tPöqtƒ ãPqà)tƒ Ü>$|¡Åsø9$# ÇÍÊÈ
41. Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".


Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèó™ãr 4 $ygs9 $tB ôMt6|¡x. $pköŽn=tãur $tB ôMt6|¡tFø.$# 3 $oY­/u‘ Ÿw !$tRõ‹Ï{#xsè? bÎ) !$uZŠÅ¡®S ÷rr& $tRù'sÜ÷zr& 4 $oY­/u‘ Ÿwur ö@ÏJóss? !$uZøŠn=tã #\ô¹Î) $yJx. ¼çmtFù=yJym ’n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB $uZÎ=ö6s% 4 $uZ­/u‘ Ÿwur $oYù=ÏdJysè? $tB Ÿw sps%$sÛ $oYs9 ¾ÏmÎ/ ( ß#ôã$#ur $¨Ytã öÏÿøî$#ur $oYs9 !$uZôJymö‘$#ur 4 |MRr& $uZ9s9öqtB $tRöÝÁR$$sù ’n?tã ÏQöqs)ø9$# šúï͍Ïÿ»x6ø9$# ÇËÑÏÈ
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
!$oY­/§‘ $oY¯RÎ) $oY÷èÏJy™ $ZƒÏŠ$oYãB “ÏŠ$oYムÇ`»yJƒM~Ï9 ÷br& (#qãYÏB#uä öNä3În/tÎ/ $¨YtB$t«sù 4 $oY­/u‘ öÏÿøî$$sù $uZs9 $oYt/qçRèŒ öÏeÿŸ2ur $¨Ytã $oYÏ?$t«Íh‹y™ $oY©ùuqs?ur yìtB Í‘#tö/F{$# ÇÊÒÌÈ
193. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
B. Raja’
1. pengertian raja’
kata raja’ beradal dari bahasa arab yang artinya harapan. Maksud raja’ dalam pembahasan ini adalah mengharap keridhaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karunia Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja’ termasuk akhlaqul karimah terhadap Allah SWT, yang manfaatnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada AllahSWT . seorang muslim/muslimat yang mengharapkan ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu maha pengampun. Muslim dan muslimat yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan didunia dan diakhirat, berarti ia telah meyakini bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap muslim (muslimat) senantiasa berharap memperoleh ridho Allah, sebagai bukti penghambaan kepada-Nya. Allah telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar banyak berdo’a kepada Allah SWT, dengan berharap semoga Allah SWT akan mengabulkan segala do’anya. Allah SWT berfirman dala (QS. Al-Mu’minun, 40:60)
tûïÏ%©!$#ur tbqè?÷sム!$tB (#qs?#uä öNåkæ5qè=è%¨r î's#Å_ur öNåk¨Xr& 4’n<Î) öNÍkÍh5u‘ tbqãèÅ_ºu‘ ÇÏÉÈ
60. Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka[1008],

[1008] Maksudnya: Karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, Maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan.

Kebalikan dari sifat raja’ ialah berputus harapan terhadap ridho dan rahmat Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah berarti ia berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan merupakan ciri dari orang kafir.
Muslim/muslimat yang bersifat raja’ tentu dalam hidupnya akan bersikap optimis, dinamis, berpikir kritis, dan mengenal diri dalam mengharap keridhoan Allah SWT. Berikut adalah penjelasan ringkas tentang hal tersebut:
a. optimis
dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Misalnya:
Ø seorang siswa (siswi) yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di Perguruan Tinggi yang ia pilih.
Ø Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau dia berpikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamarannya diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.
Optimis termasuk sifat terpuji. Sifat optimis seharusnya dimiliki setiap muslim dan muslimat. Seorang muslim dan muslimat yang optimis akan selalu berprasangka baik terhadap Allah. Ia akan selalu berusaha agar kualitas hidupnya meningkat.
Kebalikan dari sifat optimis ialah sifat pesimis. Sifat pesimis ini seharusnya dijauhi, karena termasuk kedalam sifat tercela. Seseorang yang pesimis dapat diartikan berprasangka buruk kepada Allah. Dalam hidupnya kemungkinan besar ia tidak akan memperoleh kemajuan. Seseorang yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencobanya.
Seorang muslim dan muslimat yang bersifat optimis hendaknya bertawakkal kepada Allah SWT yaitu berusaha sekuat tenaga untuk meraih apa yang dicita-citakannya, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT. Orang yang bertawakal tentu akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. Attalaq, 65:3
b. Dinamis
Kata dinamis berasal dari bahasa Belanda “dynamisch” yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan selalu tumbuh. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu dalam hidupnya, tidak akan diam berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya kearah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya:
Ø Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat.
Ø Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangannya berkembang.
Ø Seorang pelajar akan meningkatkan kegiatan belajarnya agar ilmunya bertambah.
Sikap perilaku dinamis seperti tersebut sebenarnya sesuai dengan fitrah (pembawaan) manusia, yang memiliki kecenderungan untuk meningkat kearah yang lebih baik.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “barang siapa yang amal usahanya lebih baik dari kemarin maka orang itu termasuk yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin, maka orang itu termasuk tercelah.” (HR. Attabrani)
Kebalikan dari sifat dinamis adalah sifat statis. Sifat statis harus dijauhi oleh setiap muslim dan muslimat karena termasuk akhlaq tercela yang dapat menghambat kemajuan dan mendatangkan kerugian. Seorang siswa/siswi yang berprilaku statis biasanya malas belajar fan tidak bergairah untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan siswa/siswi tersebut kualitas ilmunya tidak meningkat, sehingga ia tergolong orang yang merugi bahkan tercela.
c. berpikir kritis
dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan, bahwa berpikir kritis artinya tajam dalam penganalisaan, bersifat tidak lekas percaya, dan sifat selalu berusaha menemukan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan. Orang yang ahli memberi kritik atau memberikan pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru, sudah lengkap atau masih kurang disebut kritikus.
Kritik ada dua macam yaitu, yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Pertama, kritik yang termasuk akhlak terpuji yaitu kritik yang sehat, yang di dasari dengan niat ikhlas karena AllahSWT, tidak menggunakan kata-kata yang pedas yang menyakiti hati, dan dengan maksud untuk memberikan pertolongan kepada orang yang di kritik Gr menyadari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangannya, disertai dengan memberikan petunjuk tentang jalan keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangannya tersebut. rasulullah SAW bersabda yang artinya: “yang dinamakan orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya, sedang yang dinamakan orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.”
Kedua, kritik yang termasuk akhlak tercela yaitu kritik yang merusak, tidak didasari niat ikhlas karena Allah SWT, dengan menggunakan kata-kata keji dan menyakitkan hati serta tidak member petunjuk tentang jalan keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Kritik semacam ini termasuk akhlak tercela karena dapat merusak hubungan antara yang mengkritik dan yang dikritik, sehingga antara mereka saling bermusuhan dan saling mendengki, yang sangat dilarang oleh Allah SWT.
d. mengenali diri dengan mengharap keridhoan Allah SWT
salah satu cara dalam mengharap keridhaan Allah ialah dengan berusaha mengenali diri sendiri. Seorang mukmin yang mengenali dirinya sendiri, tentu akan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk Allah, yang harus selalu tunduk pada ketentuan-ketentuan-Nya. Ia pun menyadari tujuan hidupnya adalah memperoleh keridhaan Allah, sehingga hidupnya diabdikan untuk menghambakan diri hanya kepada-Nya dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Hal ini sesuai dengan makud dan tujuan diciptakannya umat manusia untuk menghambakan diri pada Allah SWT.
mukmin yang mengenali dirinya di mana pun dan kapan pun, akan selalu mengadakan instropeksi apakah dirinya benar-benar menghambaka diri kepada Allah SWT? jika sudah, bersyukurlah dan tingkatkan kualitasnya. Jika belum, kembalilah ke jalan yang diridhoi Allah SWT dengan jalan bertakwa kepada-Nya.

RANGKUMAN:
ý setiap Mislim/Muslimah dalam hidupnya di dunia ini hendaknya selalu membiasakan diri dengan akhlak terpuji dan menjauhkan diri dari akhlak tercela.
ý Akhlak terpuji yang harus diamalkan oleh setiap Muslim/Muslimat, seperti bertaubat dari suatu dosa, mengharapkan keridhoan Allah SWT, bersikap optimis, dan dinamis, berpikir kritis, dan mengensli diri dalam mengharap keridhoan Allah SWT.
ý Sedangkan akhlak tercela yang harus dijauhi, antara lain senantiasa bergelimang dalam dosa. Bertaubat ketika sakaratul maut, berputus asa terhadap rahmat Allah, bersikap pesimis dalam hidup, bersikap statis (tidak berusaha untuk maju), dan tidak mau untuk berusaha memperoleh keridhoan Allah dengan mengenali diri sendiri.
Tugas dan Latihan

Internalisasi budi pekerti islami

no Pernyataan setuju Tidak setuju Tidak tahu alasan
1. Seorang berbuat dosa kemudian menngulang-ngulang perbuatan dosa termasuk akhlak yang terpuji
2. Mukmin yang meyakini bahwa Allah itu maha pengasih dan maha penyayang akan berharap agar ia dapat segera keluar dari kesulitan
3 Allah SWT mendengar doa seorang mu`min yang teraniaya
4. Siswa-siswi yang bersikap optimis akan berusaha sekuat tenaga disertai dengan do`a agar cita-citanya ddapat tercapai
5. Sikap tawakal dalam hidup penyebab kemunduran dan keterbelakangan.
6. Menurut fitrahnya manusia itu mempunyai kecenderungan untuk meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju
x


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan ringkas dan tepat
1) Tulis kembali dengan huruf Arab firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 8, kemudian terjemahkan kedalam bahasa indonesia!
2) Jelaskan hubungan antara raja’ dengan do’a dan usaha nyata! Kemukakan pula contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari!
3) Apakah yang dimaksud dengan optimis? Kemukakan pula ciri-ciri orang yang optimis!
4) Sebutkan tiga manfaat dari sikap dan perilaku dinamis!
5) Sebutkan tiga usaha yang harus ditempuh seorang mu’min agar dalam hidupnya memperoleh keridhoan Allah SWT!

Selasa, 29 Desember 2009